MAJAS

 


Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional. Biasanya, majas bersifat tidak sebenarnya alias kias ataupun konotasi.

Macam-macam Majas

Mengenai macam-macamnya, majas dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Berikut ini ulasannya.

Majas Perbandingan

Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.

1. Personifikasi

Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.

Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.

2. Metafora

Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.

3. Asosiasi

Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.

4. Hiperbola

Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.

5. Eufemisme

Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.

Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.

6. Metonimia

Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.

7. Simile

Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

8. Alegori

Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.

9. Sinekdok

Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.

Contoh:

Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

10. Simbolik

Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.

 


Menelaah Penggunaan Bahasa pada Teks Deskripsi


Menelaah Penggunaan Bahasa pada Teks Deskripsi

1. Cerapan Pancindra
Teks deskripsi berisi kalimat yang seolah-olah dapat dilihat, di dengar, dan dirasakan.

- Cerapan pancaindra penglihatan (mata)
Pantai panjang dengan pasir putih
Air jernih dengan buih-buih kecil
Bukit hijau menjadi latar pantai
Ayah berkumis tebal dan hitam
Ibu mempunyai tipe wajah bulat

- Cerapan pancaindra pendengar (telinga)
Debur ombak pantai terdengar berirama
Gemercik air jatuh dari atap
Kicau burung yang bertengger antara dahan pohon di bukit
Suara ayah terdengar berat dan menenangkan
Senangnya mendengarkan ibu saat menyanyi di dapur sambil masak

- Cerapan pancaindra perasaan
Udara sangat terasa segar
Dinginnya air menyapu wajahku saat cuci muka
Sejuknya udara terasa ketika berteduh di bawah pohon
Hangatnya pelukan ayah saat melepasku pergi ke Bandung
Masakan ibu selalu enak dan gurih, apapun yang ia masak



2. Penggunaan Kata dengan Kata Dasar (k, p, t, s)

KPTS adalah kata kerja yang berawalan K, P, T, dan S menjadi lebur/hilang ketika mendapatkan imbuhan me-, men-, meng-, menge-, meny-, menye-,

contoh:
K ⇒ kaca, menjadi mengaca (meng + kaca)
P ⇒ pecah, menjadi memecah (me + pecah)
T ⇒ tilang, menjadi menilang (me + tilang)
S ⇒ sapu, menjadi menyapu (meny + sapu)

3. Penggunaan Sinonim pada Teks Deskripsi

Suatu kata yang mempunyai makna yang sama dan dapat saling menggantikan disebut dengan sinonim.

Contoh: bunga punya arti yang sama dengan kembang, flora punya arti yang sama dengan tumbuhan, dan fauna punya arti yang sama dengan hewan.

Kadang ada juga kata-kata yang awalnya bermakna sama, tetapi kemudian menjadi berbeda makna karena pengaruh makna konotasi yang terkandung dalam kata itu. Contoh: kata buruh, pegawai, dan karyawan yang termasuk kata bersinonim yang bernuansa.

STRUKTUR TEKS DESKRIPSI


MENELAAH STRUKTUR TEKS DESKRIPSI

        Setelah mengenal ciri umum teks deskripsi, pada bagian ini kamu akan mempelajari secara terperinci bagian-bagian/struktur teks deskripsi secara rinci. Kegiatan ini sebagai bekal kamu menghasilkan teks deskripsi yang baik.

STRUKTUR TEKS DESKRIPSI
1. Identifikasi/ gambaran umum
    Berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, pernyataan umum tentang objek.

2. Deskripsi bagian
    Berisi perincian bagian objek tetapi diperinci berdasarkan tanggapan subjektif penulis. Perincian dapat berisi apa yang dilihat (bagian-bagiannya, komposisi warna, seperti apa objek yang dilihat menurut kesan penulis).Perincian juga dapat berisi perincian apa yang didengar (mendengar suara apa saja, seperti apa suara-suara itu/penulis membandingkan dengan apa). Perincian juga dapat berisi apa yang dirasakan penulis dengan mengamati objek.

Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian

- Deskripsi bagian berdasarkan ruang
        Berisi perincian bagian-bagian ruang objek yang dideskripsikan. Misalnya, penulis mendeskripsikan bagian pintu masuk, bagian tengah, bagian belakang). Perincian ruang juga dapat menyebut nama ruangruang dan ciri-cirinya.

- Deskripsi bagian berdasarkan anggota bagian- bagian objek
                Berisi perincian bagian-bagian yang dideskripsikan (pantai digambarkan bawah lautnya, bibir pantai, ombak dan pasirnya, pemandangan tumbuhan dan hewan pantai).

- Deskripsi bagian berdasarkan proses sesuatu berlangsung.
                    Berisi perincian bagian awal, mulai meningkat, puncak (inti), penutup.
Misalnya, penulis mendeskripsikan awal pementasan, puncak adegan, mulai meluruh, dan penutup.

Deskripsi bagian berupa pemfokusan
                    Berisi bagian yang paling disukai dari bagian yang dideskripsikan.
Contoh: Bagian yang paling saya sukai dari perpustakaan ini adalah ruang bacanya. Desain unik dengan cat cerah memberikan kenyamanan yang luar biasa pada pengunjung.

3. Penutup
        Bagian Bagian yang berisi kesimpulan atau kesan mengenai objek yang dibicarakan dalam teks deskripsi. Pada bagian ini memuat manfaat objek.

Contoh

Judul teks : RUMAH TONGKONAN

CONTOH PADA STRUKTUR TEKS DESKRIPSI


1. IDENTIFIKASI
Pada bagian ini terdapat nama objek, lokasi, juga gambaran umum objek;

Contoh.
        Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Tongkonan berasal dari kata tongkon yang artinya duduk bersama-sama. Suku Toraja yang memiliki rumah adat ini pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Rumah adat ini merupakan salah satu ikon suku Toraja selain upacara pemakamannya. Toraja termasyur oleh karena rumah adatnya yang unik dan cantik ini. Oleh karena arsitekturnya yang menarik, Tongkonan kemudian dinobatkan sebagai rumah adat Toraja. Tongkonan berada di antara pohonpohon bambu di puncak bukit. Tongkonan terletak sekitar 12 km kearah utara dari Rantepao. Memasuki Rantepao akan kita temui Tongkonan berjajar rapi dan indah seakan menyambut dengan ramah setiap pengunjung yang datang.

2. DESKRIPSI BAGIAN
Pada bagian ini terdapat rincian nama bahan kayu, ukiran rumah, hiasan atap rumah;
            Rumah adat yang satu ini terbuat dari kayu yang bagus dan dihias dengan apik. Hiasan terdapat pada sekujur badan rumah dan atap rumah. Ukiran di sekujur bagian rumah menambah cantik bangunan ini. Ukiran yang menghias sekujur bangunan bermotif garis-garis lengkung yang harmonis. Rumah adat yang berjenis rumah panggung ini juga terbuat dari kayu yang kokoh. Bukan kayu sembarangan tentunya. Jenis kayu yang digunakan untuk membuat Tongkonan kabarnya memiliki kualitas juara dan hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan saja. Tanpa vernis dan plitur, kayu rumah Tongkonan tetap awet hingga ratusan tahun. Suku Toraja juga menghias atap tersebut dengan tanduk kerbau. Kerbau memang perlambang kebangsawanan Suku Toraja.

            Atap rumah Tongkonan melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Di setiap bangunan bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau.

3. PENUTUP
Pada bagian penutup terdapat kesan umum;
            Sungguh kaya warisan budaya Indonesia. Kita bangga memiliki warisan budaya dengan nilai artistik yang tinggi dan unik. Rumah adat Tongkonan warisan budaya yang perlu kita jaga.

TEKS DESKRIPSI BAG.2



 MENENTUKAN ISI TEKS DESKRIPSI

Setiap bacaan pasti memiliki pokok pikiran, Dalam Buku Pintar Bahasa Indonesia (2015) oleh Purwandari dan teman-teman, pokok pikiran adalah suatu gagasan atau ide yang mendasari dari sebuah terbentuknya satuan kebahasaan seperti kalimat dan paragraf.

Pokok pikiran juga sebagai informasi fokus yang ada dalam suatu paragraf. Sehingga disimpulkan, bahwa pokok pikiran paragraf merupakan ide atau gagasan yang mengandung informasi inti dan menjadi dasar pembentukan suatu kesatuan bahasa seperti paragraf.
paragraf dengan pokok pikiran yang letaknya diawal disebut dengan paragraf  deduktif, paragraf dengan pokok pikiran yang terletak diakhir disebut parakraf induktif, dan jika pada sebuah paragraf mengandung dua pokok pikiran diawal dan diakhir disebut dengan paragraf deduktif-induktif (campuran).

pada teks narasi dan deskripsi yang kita pelajari saat ini, pokok pikiran dapat tersebar diseluruh paragraf, pokok pikiran suatu paragraf berisi suatu pernyataan yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lain dalam bentuk kalimat penjelas. kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan informasi tambahan mengenai kalimat utama (pokok pikiran).

cara menentukan informasi-informasi teks deskripsi;
1. membaca keseluruhan teks deskripsi.
2. memahami isi teks deskripsi.
3. menemukan ide pokok dalam tiap paragraf teks deskripsi.

bacalah teks berikut,
Pesona Pantai Senggigi (teks 1)
Pantai Senggigi merupakan salah satu wisata andalan di Nusa Tenggara Barat. Pantai Senggigi sangat indah. Pantai Senggigi terletak di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pantai Senggigi merupakan pantai dengan garis pantai terpanjang. Pemandangan bawah laut Senggigi juga menakjubkan. Pura Bolong menjadi pelengkap wisata di Pantai Senggigi.

Memasuki bibir Pantai Senggigi kita akan disambut angin pantai yang lembut dan udara yang segar. Angin lembut terasa mengelus kulit. Garis pantai Senggigi yang panjang dengan gradasi warna pasir putih dan hitam membuat keindahan pantai ini semakin menarik. Ombak yang tenang di pantai ini membuat rasa tenteram semakin lengkap. Dari kejauhan tampak hamparan permadani biru toska berpadu dengan hiasan buih-buih putih bersih. Sungguh elok pemandangan pantai ini. Bukit-bukit tangguh nampak menjadi latar bagian pantai. Pantai Senggigi dengan pesonanya benar-benar seperti lukisan di kanvas alam yang luas terbentang.

Pemandangan bawah laut Senggigi juga tidak kalah memesona. Terumbu karang yang masih terawat menyuguhkan pemandangan alam bawah laut yang memukau. Terumbu karang nampak berwarna-warni sangat indah. Ikan beraneka warna menambah keindahan bawah laut Senggigi. Dengan snorkeling maupun menyelam anda dapat menyaksikan pemandangan bawah laut yang mengagumkan. Anda akan menyaksikan betapa mempesonanya taman bawah lautnya. Air laut yang jernih serta banyak terumbu karang terawat dengan ikan-ikan beraneka ragam menambah keindahan taman laut di Senggigi.

Selain pemandangan bawah laut, terdapat juga pemandangan indah di Pura Batu Bolong. Pada arah selatan bibir pantai Senggigi, terdapat pura kecil yang bernama Batu Bolong.Sesuai dengan namanya, pura ini berdiri kokoh di atas batu karang yang memiliki lubang di tengahnya. Sungguh sebuah keagungan pura di tengah keindahan Senggigi. Berkunjung ke pura ini, Anda langsung disambut buih-buih ombak yang tenang dan bersahabat. Seketika kedamaian dan kenyamanan seperti merangkul saat berada di area sekitar Pura Batu Bolong. Memasuki pura yang berhadapan langsung dengan Selat Lombok dan Gunung Agung Bali ini, Anda harus berjalan menuruni anak tangga. Pura pertama yang dijumpai berdiri di bawah pohon rindang. Sementara, pura kedua berdiri kokoh di atas karang yang menjulang setinggi sekitar 4 meter dan memiliki lubang di bawahnya. Jika berkunjung saat cuaca sedang cerah, Anda dapat melihat pemandangan Gunung Agung Bali yang menjulang tinggi. Pada waktu-waktu tertentu, Anda juga bisa melihat para pemancing tradisional sedang mencari ikan dengan cara menceburkan diri ke dalam laut. Selain itu, melewati senja sambil memandang matahari terbenam di pura ini juga menjadi saat-saat paling menyenangkan. Keindahan semburat merah sang mentari menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan.

Wisata pantai Senggigi menawarkan sejuta keindahan dan kenyamanan. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.

TEKS DESKRIPSI


PARANGTRITIS NAN INDAH (Teks 1)

        Salah satu andalan wisata Kota Yogyakarta adalah Pantai Parangtritis. Tepatnya Pantai Parangtritis berada di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terletak sekitar 27 km arah selatan Yokyakarta.

        Pemandangan Pantai Parangtritis sangat memesona. Di sebelah kiri, terlihat tebing yang sangat tinggi, di sebelah kanan, kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Pantai bersih dengan buih-buih putih bergradasi abu-abu dan kombinasi hijau sungguh elok.

        Kemolekan pantai serasa sempurna di sore hari. Di sore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan saat sangat istimewa. Lukisan alam yang sungguh memesona. Semburat warna merah keemasan di langit dengan kemilau air pantai yang tertimpa matahari sore menjadi pemandangan yang memukau. Rasa hangat berbaur dengan lembutnya hembusan angin sore, melingkupi seluruh tubuh. Seakan tersihir kita menyaksikan secara perlahan matahari seolah-olah masuk ke dalam hamparan air laut.

Menentukan Ciri Isi dan Tujuan Teks Deskripsi

     Teks deskripsi mengandung kalimat kalimat yang seolah olah kita dapat merasakan, mendengar, dan membayangkan peristiwa yang diceritakan. deskripsi itu gambaran atau lukisan tentang suatu peristiwa.Ciri-ciri yang sangat jelas di teks deskripsi ini tentunya akan sangat mudah membedakan teks ini dengan teks lainnya. Berikut ini ciri-cirinya:
  • Paragraf deskripsi menggambarkan sesuatu.
  • Paragraf yang digambarkan dijelaskan secara sangat jelas dan rinci serta melibatkan kesan indera.
  • Ketika pembaca membaca teks deskripsi seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang dibahas di dalam teks.
  • Teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik objek, seperti bentuk, ukuran, warna, atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu objek dengan rinci.

Teks deskripsi adalah teks yang berisi tanggapan deskriptif dan personal terhadap objek. Teks deskripsi memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci dari sudut pandang subjektif penulisnya. Hal-hal yang dideskripsikan dipilih dari sudut pandang penulis sendiri. Teks deskripsi disebut juga teks tanggapan deskriptif.

contoh teks deskripsi

Ayah, Panutanku (Teks 2)

Ayahku bernama Abu Salman. Ayah berpostur sedang, berumur sekitar 54 tahun. Rambutnya putih beruban. Di dagunya terdapat bekas cukur jenggot putih di dagunya. Kulit ayahku kuning langsat. Wajah ayah tipikal Batak dengan rahang yang kuat dan hidung mancung tapi agak besar. Matanya hitam tajam dengan alis tebal. Sepintas ayahku seperti orang India.

Meskipun kelihatannya mengerikan, ayahku orang yang sabar. Wajahnya teduh dan selalu tersenyum menghadapi masalah apa pun. Ya, ayahku adalah orang yang paling sabar yang pernah aku kenal. Tidak pernah terlihat marah-marah atau membentak. Beliau selalu menunjukkan perasaanya lewat gerakan bermakna di wajahnya. Jika melihat anaknya membandel, ayah hanya menggeleng sambil berkata lirih untuk membujuknya.

Tidak seperti orang Batak yang logatnya agak keras, ayahku sangat pendiam. Beliau yang irit kata, lebih suka
memberi contoh langsung kepada anaknya tanpa perlu menggurui. Bagai air yang mengalir tenang, tetapi sangat dalam. Beliau adalah teladan bagi anak-anaknya.


Ibu, Inspirasiku (teks 3)

Ibuku bernama Wulandari. Mukanya selalu bersinar seperti bulan. Cocok sekali dengan namanya yang berarti bulan bersinar. Mukanya bulat dengan alis tipis seperti semut beriring. Kulit ibuku sawo matang, khas wanita Jawa. Beliau tidaklah tinggi, tidak pula pendek. Rambutnya hitam bergelombang. Sampai usia 56 tahun kulihat rambutnya masih legam tanpa semir. Pandangan matanya yang kuat kini sudah mulai sayu termakan usia. Namun mata hatinya tetap kuat bagaikan baja.

Ibu adalah wanita yang sangat baik. Dia ramah dan tutur katanya lembut kepada siapa saja. Dia sangat suka membantu orang lain, terutama yang sedang dalam kesusahan. Profesinya sebagai guru semakin mengokohkan prinsipnya untuk selalu mengajarkan kebaikan kepada sesama.

Meskipun sudah berumur, ibuku masih menuntut ilmu. Ibuku melanjutkan ke jenjang S-2. Padahal harusnya dia sudah tidak disibukkan oleh tugas kuliah. Tetapi, sepertinya ibuku sangat menikmati sekolahnya. Sambil bernyanyi kecil dia mengerjakan tugas kuliahnya. Belajar terus sepanjang hayat, itulah semboyannya.


Ciri-ciri teks deskripsi ditinjau dari segi objek yang dideskripsikan

Ciri Tujuan

Tujuan teks deskripsi menggambarkan objek dengan cara memerinci objek secara subjektif atau melukiskan kondisi objek dari sudut pandang penulis Teks deskripsi bertujuan menggambarkan/ melukiskan secara rinci dan penggambaran sekonkret mungkin suatu objek/ suasana/ perasaan sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, mengalami apa yang dideskripsikan.

Ciri Objek yang dideskripsikan

Objek yang dibicarakan pada teks deskripsi bersifat khusus (objek tertentu yang kemungkinan berbeda dengan objek lain). Objek yang dideskripsikan bersifat pendapat personal. Ciri ini tergambar pada judul berisi objek pada konteks tertentu (Si Bagas Kucingku, Ibuku Kebanggaanku). Hal yang dibicarakan khusus kucing bernama Bagas yang kemungkinan memiliki sifat berbeda dengan kucing-kucing yang lain. Demikian juga Ibu yang dideskripsikan memiliki tanggapan khusus sesuai dengan pendapat penulis tentang ibu yang bisa jadi berbeda dengan ibu pada umumnya)

Ciri Isi
  • Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian bagian-bagian objek
  • Isi teks deskripsi menggambarkan secara konkret (menggambarkan wisata yang indah akan dikonkretkan indahnya seperti apa, menggambarkan ibu yang baik akan dikonkretkan baiknya seperti apa). Dengan demikian, teks deskripsi banyak menggunakan kata khusus (warna dikhususkan pada kata hijau, biru toska, oranye)
  • Isi teks deskripsi bersifat personal dengan kandungan emosi sehingga menggunakan kata-kata dengan emosi kuat (ombak menggempur, kemolekan pantai, ibuku yang tangguh)

MENGAPRESIASI DAN MENGKREASIKAN FABEL


Belalang Sembah

Suatu hari di sebuah kebun anggur, tinggalah sebuah keluarga Semut dengan anggota jumlahnya yang sangat banyak. Semut ini membuat sarangnya dari daun-daun lalu mereka tempel menggunakan cairan seperti lem yang mereka keluarkan dari mulutnya. Para Semut melihat bahwa musim gugur akan segera berlalu dan akan segera datang musim dingin yang cukup panjang. Ketika musim dingin makanan akan sangat sulit untuk didapatkan, maka para Semut itu segera mencari berbagai macam makanan untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan ketika musim dingin telah tiba.

Berbeda halnya dengan seekor Belalang sembah, Belalang sembah memiliki mata yang besar dan tangan yang panjang. Mereka sering hidup di pohon-pohon seperti halnya para Semut. ketika musim dingin akan tiba Belalang sembah hanya berlatih menari. Setiap hari Belalang sembah itu hanya berlatih menari. Namun sang Belalang lupa bahwa dia harus mengumpulkan makanan untuk persiapannya menghadapi musim dingin. Suatu hari Sang Belalang sembah menari di dekat sarang Semut. Dia menari dengan sangat anggun. Gerakan tangan dan badannya yang pelan dan lembut membuat tariannya terlihat sangat mengagumkan. Para Semut melihat Sang Belalang sembah menari, namun mereka tidak menghiraukan tarian indahnya itu karena mereka memiliki tugas yang sangat penting.

Sang Belalang yang sedang menari melihat para Semut berjalan dengan membawa makanan untuk dibawa kesarangnya. Sang Belalang sembah heran dengan apa yang dilakukan Semut lalu dia bertanya kepada salah satu Semut tentara yang sedang berjaga di dekat para Semut pekerja ,“Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak itu masuk ke sarang kalian?” sang Semut menjawab “Kami melakukannya agar kami tidak kelaparan saat musim dingin tiba.” Lalu sang Belalang kaget “Musim dingin?” kata sang Belalang sembah dengan kagetnya, “Kan masih lama, lebih baik kita bersenang-senang saja dulu”, kata sang Belalang. Semut tak menghiraukan Belalang. Semut tetap tekun mengumpulkan makanan.

Musim dingin tiba. Belalang belum sempat mengumpulkan makanan karena sibuk menari. Belalang kelaparan dan lari ke rumah Semut. Ia meminta makanan kepada Semut. Semut awalnya tidak mau memberikan makanannya karena takut kehabisan. Akan tetapi, melihat belalang lemas kelaparan, Semut tidak tega dan memberikan makanannya kepada Belalang. Belalang pun kembali bugar dan dia berjanji untuk dapat mengelola waktu dengan baik sehingga tidak berakibat buruk.

Masa depan adalah milik setiap orang. Maka setiap orang perlu menyiapkan masa depannya dengan berusaha. Bukan hanya menikmati kesenangan di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan.

CERITA
Cerita merupakan jenis teks narasi. Teks narasi mencakup semua jenis tulisan atau lisan yang mengandung unsur cerita. Hampir setiap hari kita terlibat dengan cerita. Berbincang dengan teman sambil menceritakan sesuatu adalah kegiatan bercerita. Membaca atau menonton cerita

tentang jagoan superhero adalah kegiatan menikmati cerita. Menghayal menjadi jagoan pembasmi kejahatan yang memiliki kehebatan luar biasa merupakan kegiatan merancang cerita.

Kita sering mendengar cerita atau menonton cerita di televisi, atau menceritakan diri kita sendiri kepada orang lain. Saat berkumpul dengan teman-teman, hampir dipastikan kita mahir bercerita. Dengan kata lain, kita semua pernah menciptakan teks narasi dan menanggapi berbagai teks narasi. Saat kita menceritakan suatu cerita berdasarkan pengalaman sendiri atau yang kita dengar dan lihat dari televisi, kita sering kali menceritakan dengan gaya yang berbeda dengan aslinya. Kita berupaya menceritakan dengan cara sebaik mungkin. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan mengubah urutan cerita, memilih bahasa yang lebih menarik, dan menambahkan rincian agar cerita makin menarik.

FABEL
Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.

Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa.

Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilai-nilai moral. Kita dapat belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar kamu memiliki sifat terpuji.

Struktur teks cerita fabel

Apakah kalian sudah tau dan atau masih ingat pengertian struktur seperti yang telah dijelaskan pada teks cerita lainnya yang telah dibahas sebelumnya ?. Jika anda lupa, maka pengertian struktur adalah sesuatu rangkaian yang terdapat pada sebuah teks yang sifatnya membangun. Adapun struktur teks cerita fabel adalah antara lain seperti orientasi, komplikasi, resolusi serta koda. Berikut penjelasan lebih lengkapnya :

1. Orientasi
Orientasi adalah bagian permulaan pada sebuah cerita fabel yang berisikan dengan pengenalan cerita fabel tersebut yang diantaranya seperti pengenalan tokoh, pengenalan latar tempat dan waktu, pengenalan background atau tema dan lain sebagainya.

2. Komplikasi
Komplikasi adalah klimaks pada sebuah cerita yang berisikan mengenai puncak masalah yang dialami dan dirasakan oleh tokoh.

3. Resolusi
Resolusi adalah bagian dari teks yang berisikan dengan pemecahan permasalahan yang dialami dan dirasakan oleh tokoh.

4. Koda
Koda adalah bagian terakhir dari teks cerita yang berisikan pesan-pesan dan atau amanat yang terdapat didalam cerita fabel itu sendiri.

Ciri-ciri Fabel

Selain menceritakan hewan berkarakter layaknya manusia, fabel juga punya ciri-ciri lain. Adapun beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh cerita fabel antara lain sebagai berikut:
1. Tema cerita fabel didominasi tentang hubungan sosial
2. Tokoh yang disajikan dalam cerita adalah binatang
3. Memiliki alur maju
4. Watak-watak yang ditampilkan dalam cerita memiliki karakter yang baik dan buruk
5. Menyajikan rangkaian cerita atau peristiwa yang menunjukan sebab akibat
6. Latar dalam sebuah cerita menggunakan latar alam seperti hutan, gurun, sungai, dan lain-lain
7. Ceritanya singkat dan cepat
8. Alurnya dibuat sederhana sehingga mudah dipahami


Jenis-Jenis Fabel
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis fabel, antara lain sebagai berikut:

1. Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan fabel adaptasi.
  • Fabel alami atau Tradisional menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam nyata. Misalnya, kura-kura diberi watak lamban.
  • Fabel adaptasi atau Modern adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya, landak yang pemalu berulang tahun di rumah makan.

2. Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa koda.
  • Fabel dengan koda, yaitu fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
  • Fabel tanpa koda, yaitu tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir.

Unsur Intrinsik Teks Fabel

    Seperti karya sastra lainnya, teks fabel juga memiliki unsur intrinsik cerita yang membangun keutuhan bentuk dan isinya. Berikut adalah unsur Intrinsik yang penting dalam teks fabel:

a. Tema
    Tema adalah gagasan utama dalam cerita. Gagasan mengenai konsep hidup manusiawi yang memerankannya atau yang menjadi tokoh utamanya adalah binatang (hewan)

b. Tokoh (penokohan)
    Tokoh dalam teks fabel adalah binatang – binatang, baik peran utama maupun peran pembantu. Binatang tersebut mendapat citraan (penokohan) sebagai binatang yang berperilaku seperti halnya perilaku yang dimiliki manusia.

c. Latar
    Latar biasnya dalam teks fabel disajikan secara tradisional, seperti latar tempat di hutan, pantai, pegunungan, sungai dll. Sementara, latar waktu dalam teks fabel dominan mengarah pada pagi, siang, sore dan malam.

d. Alur
    Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dari awal cerita hingga akhir cerita. Alur juga dapat diartikan sebagai jalinan peristiwa berdasarkan sebab akibat. Alur terdiri atas 4 tahap, yaitu;
1. Orientasi
2. Komplikasi
3. Resolusi
4. Koda

e. Sudut Pandang
    Sudut pandang yang digunakan biasanya menggunakan orang ketiga tunggal. Yang artinya, narator yang bertugas untuk menceritakan tokoh – tokoh dalam cerita tampa harus ikut campur dalam berbagai peristiwa.

f. Amanat
    Amanat yaitu pesan moral yang terkandung dalam teks tersebut (teks fabel). Amanat merupakan hal yang paling penting setelah tema.


GURINDAM

 




Gurindam merupakan suatu puisi lama yang berisi dua bait, dalam setiap baitnya ada dua baris kalimat dengan rima yang sama, yang satu kesatuan secara utuh. Gurindam dibawa oleh sastra Hindu atau orang Hindu. Gurindam yang berasal dari India atau bahasa “Tamil” yakni kirindam dalam arti perumpamaan, mula-mula asmal.

Baris yang pertama berisi seperti soal, perjanjian atau masalah dan baris yang kedua berisi jawabannya atau akibat dari masalah atau peranjian di baris pertama tadi.

Ciri-Ciri Gurindam
1. Gurindam terdiri atas dua baris pada setiap baitnya.
2. Setiap barisnya mempunyai jumlah kata 10-14 kata.
3. Setiap barisnya mempunyai keterkaitan sebab akibat.
4. Setiap barisnya mempunyai bersajak atau rima A-A, B-B, C-C, dan selanjutnya.
5. Maksud atau isi pada gurindam ada di baris kedua.
6. Isi gurindam umumnya tentang kata-kata mutiara atau filosofi hidup, nasehat-nasehat.

Macam-Macam Gurindam

Jika dilihat dari barisnya, ada 2 macam bentuk guridam, yaitu gurindam berkait dan gurindam berangkai. Di bawah ini adalah pengertian dan contoh-contoh gurindam. Bila kita lihat pada barisnya, ada 2 macam jenis gurindam, yakni gurindam berangkai dan berkait. Bi bawah ini merupakan contoh serta pengertian gurindam.

· Gurindam berangkai

Gurindam berangkai merupakan suatu bentuk gurindam yang mempunyai kata yang sama pada setiap baris pertama baitnya.

· Gurindam Berkait

Gurindam berkait merupakan suatu bentuk gurindam yang bait pertama berkaitan dengan bait selanjutnya dan pada bait seterusnya.

Contoh Gurindam

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat.

Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senang hati

Pengarang gurindam yang terkenal yairu Raja Ali Haji, saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang berjudul “Gurindam Dua Belas”.


Contoh Gurindam Nasihat


Jika kamu mengamalkan Al-Qur’an
Maka hidup penuh kebahagiaan

Untuk orang yang suka bersandiwara
Jalan hidupnya akan menyiksa

Rajin belajarlah di usia muda
Jangan pernah kamu menunda-nunda

Pikir dulu sebelum berkata
Agar tidak melukai sesama

Manusia yang tidak paham rukun Islam
Sudah jelas hidupnya akan kelam

Mimpi jangan hanya dibayangkan
Mimpi harus bisa diwujudkan

Bila kamu malas belajar
Cita-cita tidak akan bisa dikejar

Hargai para guru yang ada
Tanpanya kamu bukan siapa-siapa

Hidup itu jangan dibuat penat
Anak muda harus penuh semangat

Jadi pelajar harus aktif
Supaya masa muda menjadi produktif

Ilmu harus bisa diamalkan
Supaya kamu menjadi teladan

Jika mencotek adalah kebiasaannya
Nilai bagus tiada artinya

Contoh Gurindam Cinta

Barang siapa ingin berkasih
Pastikan diri itu bersih

Barang siapa berkasih sayang
Jangan sampai jiwa melayang

Barang siapa dilamun cinta
pastikan dapat berita gembira

Apabila sedang bercinta
Cepat-cepat berumah tangga

Apabila sudah berumah tangga
Jangan di lepas janji dan amanah


Contoh Gurindam Agama

Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah


PUISI RAKYAT




Puisi rakyat merupakan jenis sastra lama yang terikat oleh berbagai aturan penulisan. Puisi rakyat dapat disebut dengan puisi lama.

Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.

Puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, kategori : paparikan dan wawangsalan. Selanjutnya paparikan dibagi menjadi dua : rarakitan cerita rakyat, dan kepercayaan rakyat yang berupa mantra. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia.

Ciri puisi rakyat / Puisi Lama:
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Penyampaiannya lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Aturan - Aturan yang ada Pada Puisi Rakyat
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama

Jenis-Jenis Puisi Rakyat diantaranya;

1. Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang masih terkenal sampai sekarang. Teman-teman pun pasti setidaknya pernah mendengar pantun tidak hanya di dalam pelajaran bahasa Indonesia, melainkan juga di acara-acara hiburan adat sampai program hiburan komedi di stasiun televisi. Karena berbagai hal ini pulalah, tidak ada alasan untuk enggan untuk mempelajari pantun dan jenis-jenisnya.

Pengertian Pantun
Hemat kata, pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empak baris serta memiliki sampiran dan isi. Sebelum mengenal apa saja jenis dari pantun, ada baiknya teman-teman memahami dengan baik dulu ciri-ciri dari jenis puisi lama yang satu ini. Tentu saja ini agar kalian dapat dengan mudah mengklasifikasikan sebuah puisi lama itu layak disebut pantun atau tidak. Memahami ciri-ciri pantun juga membuat kalian akan lebih mudah membuat jenis puisi yang satu ini.

Ciri-ciri Pantun
Jenis puisi lama yang asal bermula dari kata patuntun ini pada dasarnya diharapkan dapat menjadi penuntun hidup bagi orang yang mendengar maupun membacanya. Tidak hanya sekadar berisi nasihat dan imbauan, penyampaiannya pun memiliki cirri khas yang begitu kental, seperti berikut ini.

1. Tiap Bait Terdiri atas Empat Baris
Jika prosa mengenal ada paragraf untuk tiap rangkaian kalimat yang berada dalam satu gagasan utama, jenis puisi lebih akrab menyebutnya sebagai bait. Tiap bait biasanya berisi untaian kata-kata yang berada dalam satu gagasan dan umumnya mempunyai ciri khas tersendiri bergantung jenis puisinya.

Khusus untuk pantun, puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik.

2. 8-12 Suku Kata di Tiap Baris
Mulanya pantun cenderung tidak dituliskan, melainkan disampaikan secara lisan. Karena itulah, tiap baris pada pantun dibuat sesingkat mungkin, namun tetap padat isi. Oleh karena alasan inilah, tiap baris pada pantun umumnya terdiri atas 8—12 suku kata.

3. Memiliki Sampiran dan Isi
Salah satu keunikan pantun yang membuatnya menjadi begitu mudah diingat adalah jenis puisi lama yang satu ini tidak hanya padat berisi, melainkan juga memiliki pengantar yang puitis hingga terdengar jenaka. Pengantar tersebut biasanya tidak berhubungan dengan isi, namun menjabarkan tentang peristiswa ataupun kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Pengantar isi pantun inilah yang kerap dikenal sebagai sampiran.

Untuk masalah penempatannya di dalam pantun, sampiran akan selalu berada di baris pertama dan kedua. Sementara itu, isi pantun menyusul di posisi baris ketiga sampai keempat.

4. Berima a-b-a-b
Rima atau yang juga biasa disebut dengan sajak adalah kesamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk dengan pantun. Khusus untuk pantun, jenis puisi yang satu ini memiliki ciri khas yang begitu kuat, yakni rimanya adalah a-b-a-b.

Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah ada kesamaan bunyi antara baris pertama dengan ketiga pantun dan baris kedua dengan baris keempat. Jadi, kesamaan bunyi pada pantun selalu terjadi antara sampiran dan isi.


Jenis-jenis Pantun
Setelah memahami ciri-ciri pantun, kini saatnya teman-teman juga mengenal jenis-jenis pantun yang biasa diujarkan ataupun dituliskan seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenis pantun berdasarkan tema isinya.

1. Pantun Nasihat
Pada dasarnya, pantun dibuat untuk memberi imbauan dan anjuran terhadap seseorang ataupun masyarakat. Karena itulah, tema isi pantun yang paling banyak dijumpai berjenis pantun nasihat. Pantun yang satu ini memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan.

Contoh:
Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua

2. Pantun Jenaka
Sesuai namanya, jenis pantun yang satu ini memang memiliki kandungan isi yang lucu dan menarik. Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar ataupun membacanya. Tidak jarang pula, pantun jenaka digunakan untuk menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat yang dikemas dalam bentuk ringan dan jenaka.

Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa

3. Pantun Agama
Jenis pantun yang satu ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya. Tujuannya serupa dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral dan didikan kepada pendengar dan pembaca. Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik karena memegang nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.

Contoh:
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang

(Tenas Effendy)

4. Pantun Teka-teki
Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni diakhiri dengan pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan dan mengakrabkan kebersamaan.

Contoh:
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian, saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?

5. Pantun Berkasih-kasihan

Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang. Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk menyampaikan perasaan mereka kepada kekasih maupun orang yang disukainya.

Contoh:
Jelas sudah muram si duda
Karena kasihnya tiada lagi asa
Tiada detik bias wajah dinda
Hingga lapar tak lagi terasa

6. Pantun Anak
Tidak hanya untuk orang dewasa, pantun bisa juga disampaikan untuk anak-anak. Tentu saja isinya lebih ringan dan menyangkut hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh si kecil. Tujuan awal dari jenis pantun yang satu ini adalah untuk mengakrabkan anak dengan pantun, sekaligus memberikan didikan moral bagi mereka.

Contoh:
Kita menari ke luar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagi kita nyanyikan

*Untuk Pertemuan berikutnya kita akan membahas mengenai Gurindam dan Syair*

Kata Baku dan Tidak Baku, Ciri-cirinya



Sebelum mengulas tentang contoh kata baku dan tidak baku, sebelumnya penting untuk mengetahui apa pengertian dari kata baku dan tidak baku tersebut. Kamu bisa menjadikan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi acuan apakah kata tersebut baku atau tidak baku. 

Pengertian Kata Baku

Kata baku adalah kata yang aturan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesianya. Kata ini bersifat baku dan digunakan secara resmi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kata baku adalah kata yang sudah berbentuk mutlak baik penulisan dan penguncapannya.

Suatu kata dianggap tidak baku apabila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, Kata baku adalah kata yang bersumber dari bahasa baku yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku bisa dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baik secara daring maupun bentuk kamus fisik.

Kata baku adalah kata yang digunakan dalam bahasa baku. Bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui sebagian warga pemakainya sebagai ragam resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya seperti yang dikatakan Halim (1976).

Pengetian Kata Tidak Baku

Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kata yang menjadi tidak baku dan keluar dari kaidah penulisan yang benar dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh sebab itu penting untuk membenarkan kata tidak baku menjadi kata baku dengan memerhatikan contoh kata baku dan tidak baku.

Kata-kata yang menyimpang disebut kata nonbaku atau tidak baku. Kata tidak baku biasanya disebabkan oleh adanya pengaruh atau faktor lingkungan di mana ia digunakan. Terkadang masing-masing daerah menggunakan dialek yang berbeda meski bahasa yang digunakan sama, yakni Bahasa Indonesia. Ini yang membuat kata tidak baku sering digunakan.

Biasanya, kata baku adalah kata digunakan untuk penulisan ataupun pengungkapan kata-kata yang bersifat resmi atau formal. Tidak bakunya sebuah kata tidak hanya dinilai dari salah penulisan saja. Sebuah kata dianggap tidak baku juga bisa karena adanya salah pengucapan.

Umumnya, kata tidak baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Ini karena kata tidak baku dianggap lebih santai dan tidak kaku seperti bahasa baku.


Ciri-ciri Kata Baku dan Tidak Baku

Selain menjadikan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi acuan untuk mengetahui kata baku dan tidak baku, ciri-ciri kata baku dan tidak baku juga dapat dijadikan acuan untuk memilah kata baku dan tidak baku.

Ada sejumlah ciri-ciri yang bisa digunakan untuk mengenali sebuah kata baku atau tidak. Ciri-ciri kata baku adalah:

- Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah,
- Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa asing,
- Pada pemakaian imbuan kata baku ini bersifat eksplisit,
- Baku adalah bahasa percakapan,
- Kata baku digunakan sesuai dengan konteks kalimat,
- Kata baku tidak terkontaminasi atau tidak rancu,
- Kata baku tidak mengandung arti pleonasme,
- Kata baku tidak mengandung hiperkorek.


Ciri-ciri kata tidak baku :

- Biasanya digunakan dalam bahasa sehari-hari
- Sudah dipengaruhi oleh bahasa asing atau bahasa daerah
- Sudah dipengaruhi oleh perkembangan zaman
- Bentuknya mudah berubah-ubah
- Memiliki arti yang sama meskipun terkesan berbeda dengan bahasa baku.


Kata baku penting untuk diketahui karena harus sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pasalnya ada banyak fungsi penggunaan kata baku tersebut.

1. Sebagai Pemersatu
Fungsi penggunaan kata baku bagi masyarakat Indonesia adalah untuk menghubungkan semua penutur dari berbagai macam bahasa daerah yang berbeda-beda. Nah, dengan penggunaan kata baku, bahasa baku dapat dijadikan pemersatu masyarakat-masyarakat daerah menjadi satu bangsa.

2. Sebagai Pemberi Kekhasan
Indonesia mengharuskan setiap wilayah daerahnya menggunakan bahasa baku, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Nah, melalui fungsi itu, maka bahasa baku dapat memperkuat rasa nasionalisme masyarakat daerah yang bersangkutan.

3. Pembawa Kewibawaan
Bahasa baku juga ikut serta membawa wibawa atau prestise seseorang. Fungsi pembawa kewibawaan bersangkutan dengan usaha seseorang dalam mencapai kesederajatan dengan peradaban yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku sendiri. Bagi seorang penutur atau pembicara yang mahir berbahasa Indonesia yang baik dan benar di suatu masyarakat akan memperoleh wibawa di mata masyarakat tersebut.


Bahasa baku dalam bentuk tulisan atau bahasa lisan digunakan dalam berbagai keperluan, utamanya dalam aktivitas formal atau kegiatan-kegiatan resmi, diantaranya:

1. Komunikasi Resmi

Komunikasi resmi adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk formal. Contohnya: Surat menyurat antar lembaga (surat dinas, surat niaga).

2. Wacana Teknis

Contohnya: Laporan resmi, buku pelajaran, karya ilmiah dsb.

3. Pembicaraan di Depan Umum

Contohnya: Kuliah, diskusi ilmiah, ceramah dll.

4. Pembicaraan sesuai Situasi, Kondisi, dan Tempat

Misalnya berbicara dengan orang yang lebih tua, dihormati dll.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Setelah menelaah tentang pengertian kata baku dan bahasa baku, berikut ini contoh dari kata baku dan tidak baku. Kata tidak baku yang sering kamu gunakan, dapat kamu perbaiki menjadi kata baku yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kata Baku – Kata Tidak Baku
1. Abjad – Abjat
2. Advokat - Adpokat
3. Aktif - Aktip
4. Al Quran - alquran
5. Apotek- Apotik
6. Asas- Azas
7. Atlet - Atlit
8. Atmosfer - Atmosfir
9. Baut - Baud
10. Berpikir - Berfikir
11. Besok - Esok
12. Bus - Bis
13. Cabai - Cabe
14. Cendekiawan - Cendikiawan
15. Cenderamata - Cinderamata
16. Daftar - Daptar
17. Definisi - Difinis
18. Depot - Depo
19. Detail - Detil
20. Diagnosis - Diagnosa
21. Diesel Disel
22 Dipersilakan- Dipersilahkan
23 Dolar - Dollar
24 Ekspor - Eksport
25 Ekstrem - Ekstrim
26. Ekuivalen - Ekwivalen
27. Embus - Hembus
28. Februari - Pebruari
29. Film - Filem
30. Fisik - Phisik
31. Fondasi - Pondasi
32. Formal - Formil
33. Foto - Photo
34. Frekuensi - Frekwensi
35. Gizi - Gisi
36. Gladi - Geladi
37. Hafal - Hapal
38. Hak - Haq
39. Hakikat - Hakekat
40. Hierarki - Hirarki
41. Hipotesis - Hipotesat
42. Ijazah - Ijasah
43. Ikhlas - Ihlas
44. Imbau - Himbau
45. Indera - Indra
46. Insaf -n Insyaf
47. Istri - Isteri
48. Izin - Ijin
49. Jadwal - Jadual
50. Jenazah - Jenasah





TEKS OBSERVASI


Pengertian

Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.

 

Pengertian laporan hasil observasi sendiri adalah tulisan yang menuliskan klasifikasi mengenai suatu jenis hal. Tulisan itu berdasarkan kriteria tertentu yang sifatnya umum dan juga universal. Adapun laporan hasil observasi memiliki 3 struktur.

Struktur Laporan Observasi

Teks laporan hasil observasi ini mempunyai  3 struktur di dalamnya. Yakni :

  1. Pengertian definisi umum : Definisi umum merupakan paragraf yang memberikan penjelasan tentang objek yang tengah diamati secara rinci dan detil. Cara membuat definisi umum dapat dilakukan dengan menjelaskan nama umum objek, memberikan sedikit penjabaran, dan memberikan imbuhan nama latin. Contoh definisi umum seperti "Teratai merupakan tanaman yang hidup di lingkungan berair. Tanaman ini berasal dari keluarga nymphaceae Dalam bahasa inggris tanaman ini umum disebut sebagai lillywater".
  2. Pengertian deskripsi bagian : Deskripsi bagian merupakan suatu paragraf yang memberikan informasi tentang bagian bagian dari objek yang tengah kita amati. Cara membuat deskripsi bagian yang baik dan benar adalah dengan menceritakan bagian bagian objek tersebut, maka dari itu kita harus paham tentang objek yang kita amati terlebih dahulu. Contoh deskripsi bagian seperti "Tumbuhan teratai sendiri terdiri dari akar, batang, daun dan bunga"
  3. Pengertian deskripsi manfaat : Deskripsi manfaat adalah paragraf yang mengandung manfaat manfaat dari objek penelitian yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk struktur tentang manfaat. Cara membuat deskripsi manfaat yang baik dan benar adalah dengan menyusun strukturnya terlebih dahulu mulai dari yang terkecil hingga terbesar. Contoh deskripsi manfaat adalah sebagai berikut "Selain berfungsi sebagai bahan baku pembuatan keju, susu juga dapat diminum langsung untuk melancarkan pencernaan karena didalam susu terkandung bakteri yang baik untuk pencernaan manusia. Tidak hanya itu, susu juga tinggi akan kalsium yang berguna untuk proses perkembangan tulang".

Nah, selain memiliki struktur teks, hasil laporan observasi observasi ini juga mempunyai beberapa kaidah tata bahasa. Kaedah inilah yang membuat laporan observasi ini memiliki ciri khas. Hal tersebut tujuannya adalah agar mudah diketahui bahwa jenis tulisan observasi  adalah teks laporan hasil observasi.

Kaedah Tata Bahasa dalam Laporan Observasi

  1. Merupakan hasil dari pengamatan atau penelitian terbaru dan terkini.
  2. Bersifat universal
  3. Bahasa yang digunakan adalah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan KBBI.
  4. Membahas objek tunggal.
  5. Tidak ada bagian penutup dari penulis.

 

tujuan lain dari hasil laporan observasi ialah :

  1. Untuk menemukan teknik atau cara terbaru yang belum pernah dieksplore
  2. Untuk mengatasi suatu permasalahan atau persoalan tertentu.
  3. Untuk mengambil keputusan yang jauh lebih efektif.
  4. Untuk mengetahui perkembangan suatu permasalahan.

Ciri-ciri teks observasi

Suatu teks dapat dikatakan sebagai teks hasil observasi apabila di dalamnya terdapat beberapa ciri berikut ini.

  1. bersifat objektif
  2. penulisnnya harus berdasarkan fakta yang ada saat observasi
  3. tidak memihak
  4. tidak mengandung dugaan atau pendapat yang menyimpang dari topik.
  5. bersifat universal dan global
  6. penulisannya secara lengkap agar tak terjadi ketimpangan pada hasil yang disampaikan
  7. penyajian teks ini disajikan secara menarik dengan menggunakan bahasa yang baku dan berbobot.

Cara dan langkah penyusunan teks laporan hasil observasi

Dalam pembuatan dan penyusunan teks hasil observasi haruslah mengikuti kaidah yang ditetapkan agar hasilnya dapat memuaskan dan baik untuk dipahami pembaca. Adapun langkah penyusunan teks hasil observasi antara lain sebagai berikut:

1.   Membuat judul laporan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Judul harus sesuai dengan 

      tema dan alur yang akan dipaparkan nantinya.

2.   Membuat dan memaparkan kalimat pembukaan yang berisi tentang gambaran umum dari hasil 

      observasi.

3.   Menyusun dan membuat isi laporan yang berisi gagasan atau ide pokok dari hasil pengamatan.

4.   Memberikan dan menjelaskan manfaat dari hasil observasi tersebut.

5.   Menuliskan kalimat penutup.

Contoh Teks Observasi

 

Burung Merpati

 

Burung merpati adalah salah satu hewan tersukses di dunia, karena burung jenis ini ditemui di seluruh belahan dunia kecuali Antartika. Di daerah Boja, burung merpati hidup berdampingan dengan manusia sebagai hewan peliharaan.

 Burung merpati termasuk burung berukuran sedang. Ukuran panjang burung ini antara 20 cm hingga 30 cm dan berat antara 700 gram hingga 900 gram. Bahkan di Desa Puguh pernah di jumpai burung merpati dengan berat hingga hampir mencapai 1 kg.

 Burung merpati memiliki beragam jenis warna, antara lain coklat, putih, hitam, atau perpaduan dari beberapa warna tersebut. Merpati memiliki semacam  sensor dalam hidungnya yang di gunakan untuk mengenali bau rumahnya, inilah  penyebab burung merpati dapat pulang kerumahnya setelah terbang jauh. Makanan burung ini adalah biji-bijian seprti, jagung, beras, kacang hijau, dan lain sebagainya. Bahkan di daerah Boja burung merpati biasa memakan gabah yang sedang di jemur oleh petani.

 Di Boja burung merpati tinggal di dalam sarang berbetuk balok dengan lubang persegi sebagai pintunya. Sarang burung merpati sering di sebut pagupon. Pagupon biasanya ditempel di dinding rumah pemilik burung merpati. Burung ini adalah burung yang mudah dipelihara, tak heran di Boja sangat mudah di temui burung merpati.

 Burung merpati juga dapat digunakan dalam perlombaan, misalnya balapan atau kontes kecantikan burung merpati. Namun yang sering dijumpai di Boja adalah belapan. Balapan biasanya dilakukan pada lintasan yang lurus atau diterbangkan dari jarak jauh. Dalam hal ini yang digunakan untuk balapan adalah merpati jantan, sedangkan merpati betina hanya untuk pancingan saja. Burung merpati dapat mengenali pasanganya masing-masing, karena burung merpati termasuk burung yang setia terhadap satu pasanganya.

 Populasi burung merpati di Indonesia sangatlah besar, namun kebanyakan burung merpati di Indonesia adalah peliharaan. Keberadaan burung merpati liar sangatlah sedikit, mungkin hal ini karena berkurangnya habitat merpati karena pesatnya pembangunan. Burung merpati patut di lestarikan, agar anak cucu kita dapat melihat burung merpati secara langsung, bukan hanya cerita dari orang tuanya.

 

Narkoba Menyerang Generasi Bangsa

Narkoba merupakan bahan berbahaya yang jika disalah gunakan akan mengakibatkan ketergantungan pada pemakainya dan pada akhirnya akan membawa pada kematian jika dikonsumsi secara terus menerus. Latar belakang pengguna narkoba saat ini sangat banyak sekali, mulai untuk menghilangkan masalah, pergaulan, serta banyak hal lain yang melatar belakangi para pengguna narkoba. 

 Saat ini target para pengedar adalah kalangan remaja antara 15 - 25 tahun yang masih sangat mudah untuk ikut-ikutan karena kejiwaannya masih labil dan massih mudah terpengaruh teman-teman pergaulannya. Kita semua tahu bahwa anak-anak remaja pada usia tersebut adalah bunga bangsa yang baru merekah yang sangat dinanti-nantikan untuk meneruskan bangsa Indonesia kelak untuk menjadi negara yang lebih sejahtera lagi. Saat ini terdapat 4 juta orang di Indonesia yang menggunakan atau menyalah gunakan narkoba dan dari jumlah tersebut, sebanyak 22 % adalah remaja dalam rentang usia tersebut.

Pada umumnya pengguna narkoba yang berusia remaja banyak yang mengkonsumsi ganja dan prikotropika seperti Sedatin (Pil BK), Rohypnol, dan Megadon. Semua barang haram tersebut sangat berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus karena akan mengakibatkan ketergantungan. Apa lagi jika pengkonsumsi narkoba adalah kalangan menengah kebawah yang kondisi ekonominya sulit karena jika sudah tak mempunyai uang maka pengguna akan melakukan tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk mendapatkan barang tersebut. Hal ini sungguh memprihatinkan sekali. 

Berdasarkan survei BNN tahun lalu menyatakan bahwa, perkembangan pengguna dan pengedar gelap narkoba pada pelajar dan mahasiswa. Hasil penelitian pada 17 propinsi di Indonesia, ditemukan 2,6 persen siswa SLTP pernah menggunakan narkoba, dan 4,7 persen pelajar SMA tercatat pernah menggunakan barang haram itu. Sementara untuk perguruan tinggi terdapat 7,7 persen yang pernah menggunakan narkoba. Namun mulai tahun lalu pemerintah bersama instansi-instansi terkait bertekad menekan angka penggunaan narkoba pada pelajar hingga ke angka 0 %. Namun upaya tersebut pasti membutuhkan kerja keras. Saat ini saja pemerintah telah menggandeng 59 kampus di Jakarta untuk melakukan pengawasan pada pengedar dan penyalahguna narkotika. Namun peran keluarga juga sangat dibutuhkan demi menangkal serangan narkoba pada anak-anak remaja. Pendidikan agama serta kedekatan anak dengan orang tua dirasa mampu untuk mengurangi resiko anak terkena teror narkoba ini.

Penelitian dan pengamatan ini bertujuan untuk memberikan data dan fakta yang terjadi secara global di ndonesia tentang ancaman narkoba pada generasi bangsa yang sangat di harapkan membawa bangsa ini pada tempat yang lebih layak dengan rakyat yang sejahtera. Maka dari itu diperlukan peran berbagai pihak agar menghindari sanak saudara dari bahaya narkoba dan jika sudah menjadi pecandu narkoba diharapkan pihak terdekat baik keluarga maupun kerabat dapat membawanya ke panti rehabilitasi narkoba agar tingkat ketergantungan dapat dikurangi. Dengan cara-cara tersebut dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan diyakini pengguna narkoba akan menurun drastis terutama pada kalangan remaja.